Di tengah situasi geopolitik Timur Tengah yang masih fluktuatif dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai kalangan, Qawafil Travel kembali menunjukkan komitmennya dalam melayani perjalanan ibadah umroh dengan aman, tenang, dan penuh makna. Keberangkatan rombongan jamaah umroh pada 17 Juli 2025 menjadi bukti bahwa harapan, ketika diperjuangkan dengan sungguh-sungguh, akan menemukan jalannya.
Sepekan menjelang keberangkatan, kekhawatiran sempat merebak. Situasi keamanan di beberapa wilayah Timur Tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan calon jamaah. Namun Qawafil tak tinggal diam. Melalui koordinasi intensif dengan maskapai penerbangan, otoritas bandara, dan mitra resmi di Arab Saudi, Qawafil memastikan seluruh proses keberangkatan tetap berjalan sesuai rencana dengan jaminan keselamatan dan kenyamanan sebagai prioritas utama.
Tepat pada 17 Juli 2025, rombongan jamaah diberangkatkan dari tanah air dengan penuh harap dan doa. Rasa cemas perlahan berganti menjadi lega saat pesawat mendarat mulus di Bandara Madinah. Kelegaan itu berubah menjadi haru saat para jamaah menjejakkan kaki di Masjid Nabawi disambut oleh kehangatan kota suci dan pelayanan profesional dari tim Qawafil.
Namun perjalanan ini tak hanya soal logistik dan ketepatan waktu. Di antara para jamaah, terdapat seorang lansia yang datang dalam kondisi lemah, dibantu kursi roda dan pendamping medis. Meski fisiknya terbatas, semangatnya justru menular ke seluruh rombongan. Qawafil memberikan perhatian khusus: dari penginapan yang disesuaikan, bantuan mobilitas, hingga pendampingan ibadah yang sabar dan penuh empati.
Puncak momen haru terjadi ketika sang jamaah berhasil bersujud di Raudhah. Air mata mengalir deras, membasahi sajadah tempat ia menumpahkan seluruh isi hatinya. Jamaah lain pun larut dalam suasana, menyadari bahwa ibadah bukan hanya tentang kekuatan tubuh, tapi ketulusan hati untuk datang memenuhi panggilan Ilahi.
Tak berhenti di Madinah, Qawafil tetap menjalankan agenda ziarah ke Mekkah salah satunya ke Thaif, kota penuh sejarah yang menjadi saksi ujian berat Rasulullah SAW. Di sanalah, para jamaah merenung di hadapan jejak luka perjuangan Nabi. Banyak yang terisak saat mengenang sabar dan cinta Rasul kepada umatnya, bahkan saat beliau dilukai dan diusir dari kota itu. Perjalanan ini menjadi pelajaran bahwa di balik segala tantangan, selalu ada ruang untuk bersyukur dan belajar ikhlas.
Keberangkatan 17 Juli 2025 ini menjadi pengingat bahwa kekuatan ibadah bukan terletak pada kemudahan jalan, tapi pada niat yang teguh dan doa yang tak henti. Meski dunia sedang berguncang, Qawafil tetap teguh menjadi jembatan menuju Baitullah, dengan pelayanan yang amanah dan sepenuh hati.
Semoga setiap langkah yang ditempuh, setiap sujud yang dilakukan, dan setiap air mata yang jatuh menjadi saksi cinta kepada Allah yang tak pernah goyah dan semoga setiap perjalanan bersama Qawafil menjadi awal dari hijrah hati yang lebih dekat kepada-Nya.
